Kab.Bogor
Kasus dunia pendidikan tak habis-habisnya dibahas sampai era kepemimpinan Presiden Jokowi yang akan berakhir. Hal ini membuat beberapa akademisi dan praktisi melontarkan kritik dan komentarnya soal pendidikan. Satu di antaranya, Praktisi Hukum, Roni Prima Panggabean atau kerap disapa Bang Rons.
Dalam analisisnya, bahwa Nawacita yang digadang-gadang pemerintah saat ini khususnya dibidang pendidikan seakan hilang dihembus angin.
Bahkan kata dia, kegagalan pemerintahan saat ini baik lembaga Eksekutif sebagai pelaksana dan Legislatif sebagai fungsi pengawasan dalam hal ini ‘setali tiga uang.
“Legislatif ibarat macan ompong yang tak berdaya melakukan fungsinya terhadap kementerian pendidikan,” ujar Bang Rons, di Jakarta Selatan, Rabu (2/10/2024).
Tak hanya itu, ia juga mempertanyakan anggaran pendidikan yang seminin-mininya 20% dari postur APBN kemana rimbanya? “Konstitusi kita tegas dan jelas mengatur tentang pendidikan, bahwa dalam pasal 31 UUD 1945 tentang penempatan BAB XIII Pendidikan dan Kebudayaan yang telah dilakukan amandemen keempat UUD 1945 ini,” ujarnya kembali.
Di mana, setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan, setiap waraga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintahan wajib membiayainya.
“Pemerintah menjamin satu sistem pendidkan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undan-undang. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang- kurangnya 20% dari anggaran pendapatan negara dan daerah,” bebernya.
Pemerintah, tambahnya, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta persatuan bangsa, kata dia, tak lain untuk kemajuan dan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Bahwa Kementerian Pendidikan Nadiem Makarim yang dalam hal ini bertanggungjawab penuh untuk menuntaskan dan mengentaskan revolusi dibidang pendidikan telah gagal.
Tentunya ini PR Berat bagi Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk menempatkan orang yang tepat dibidang pendidikan apalagi Indonesia ingin mencapai Indonesia Emas 2045, jika tetap seperti ini maka Indonesia Emas hanya Omong-omon,” ucapnya.
Reporter : hasibuan/tim
Edotor : red